Thursday, December 1, 2016

Popcorn Maker

TUGAS KARYA


ALAT PEMBUAT POPCORN

Oleh:

Athallah Emeraldo Zajuli

Kelas 4A

SD LABORATORIUM UPI KAMPUS CIBIRU

2016


Alat dan Bahan

2 kaleng bekas minuman
Spidol
Cutter
Gunting
Palu
Lilin
Korek api
Biji popcorn
Mangkuk

 

 

 

 

Langkah Pembuatan

 

Cuci kaleng bekas minuman sampai bersih. Ambil satu kaleng untuk tempat pemasak popcorn. Buat lubang pada sisi kaleng untuk jalan keluar popcorn yang sudah matang nanti (ukuran disesuaikan dengan besarnya kaleng). Potong menggunakan cutter, lalu lipat ke atas bagian kaleng yang sudah dipotong.
Selanjutnya buat tungku pemasak dari kaleng yang lain. Potong kaleng menjadi dua bagian, gunakan kaleng bagian bawah sebagai tungku. Buat lubang sirkulasi udara tungku dengan cara memotong dua sisi kaleng dengan gunting, lalu lipat ke arah dalam. Rapikan permukaan tungku dengan cara melipatnya ke arah dalam. Kemudian ratakan dasar tungku dengan palu.


Pasang lilin ke dalam tungku dan nyalakan. Letakkan tempat pemasak popcorn di atas tungku. Masukkan biji popcorn, tunggu sampai popcorn matang dan keluar dari lubang pemasak.


Untuk melihat video langkah pembuatan silakan klik:


 


 


Friday, November 18, 2016

Legenda Gunung Tangkuban Perahu

Tugas CeritaLEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PERAHUOleh:Athallah Emeraldo Zajuli
Kelas IV A
SD LABORATORIUM UPI CIBIRU BANDUNG

Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Menurut cerita masyarakat setempat, asal muasal terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu berasal dari legenda Sangkuriang, anak seorang wanita cantik yang bernama Dayang Sumbi. 
Pada jaman dahulu di tatar Parahyangan berdiri sebuah kerajaan yang gemah ripah lohjinawi kerta raharja. Tersebutlah sang Prabu yang gemar olah raga berburu binatang, senantiasa ditemani anjingnya yang setia bernama “Tumang”. Pada suatu ketika sang Prabu berburu rusa, namun telah seharian hasilnya kurang menggembirakan. Di tengah kekecewaan tidak mendapatkan binatang buruannya, sang Prabu dikagetkan dengan nyalakan anjing setianya “Tumang” yang menemukan seorang bayi perempuan tergeletak diantara rimbunan rerumputan. Alangkah gembiranya sang Prabu, ketika ditemukannya bayi perempuan yang berparas cantik tersebut, mengingat telah cukup lama sang Prabu mendambakan seorang putri, namun belum juga dikaruniai anak. Bayi perempuan itu diberi nama Putri Dayangsumbi. Dayangsumbi setelah dewasa dipersunting seorang pria, yang kemudian dikarunia seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Namun sayang suami Dayangsumbi tidak berumur panjang. 
Suatu saat, Sangkuriang yang masih sangat muda belia, mengadakan perburuan ditemani anjing kesayangan sang Prabu yang juga kesayangan ibunya, yaitu Tumang. Namun hari yang kurang baik menyebabkan perburuan tidak memperoleh hasil. Karena Sangkuriang telah berjanji untuk mempersembahkan hati rusa untuk ibunya, sedangkan rusa buruan tidak didapatkannya, maka Sangkuriang nekad membunuh si Tumang anjing kesayangan ibunya dan juga sang Prabu untuk diambil hatinya, yang kemudian dipersembahkan kepada ibunya. Ketika Dayangsumbi akhirnya mengetahui bahwa hati rusa yang dipersembahkan putranya tiada lain adalah hati “si Tumang” anjing kesayangannya, maka murkalah Dayangsumbi. Terdorong amarah, tanpa sengaja, dipukulnya kepala putranya dengan centong nasi yang sedang dipegangnya, hingga menimbulkan luka yang berbekas. Sangkuriang merasa usaha untuk menggembirakan ibunya sia-sia, dan merasa perbuatannya tidak bersalah. Akhirnya, Sangkuriangpun meninggalkan kerajaan. 
Setelah kejadian itu Dayangsumbi merasa sangat menyesal, setiap hari ia selalu berdoa dan memohon kepada Hyang Tunggal, agar ia dapat dipertemukan kembali dengan putranya. Permohonan itu akhirnya terkabulkan, dan kemurahan sang Hyang Tunggal jualah maka Dayangsumbi dikaruniai awet muda. Dalam suatu saat pengembaraannya, Sangkuriang kembali ke kerajaan dimana ia berasal. Dia lalu bertemu dengan seorang putri yang berparas jelita yang tiada lain ialah putri Dayangsumbi. Sangkuriang jatuh hati kepada putri tersebut, demikianpula Dayangsumbi terpesona akan kegagahan dan ketampanan Sangkuriang, maka hubungan asmara keduanya terjalinlah. Sangkuriang maupun Dayangsumbi saat itu tidak mengetahui bahwa sebenarnya keduanya adalah ibu dan anak. Sangkuriang akhirnya melamar Dayangsumbi untuk dipersunting menjadi istrinya. 
Saat Dayangsumbi membetulkan ikat kepala Sangkuriang, ia melihat bekas luka dikepala Sangkuriang. Setelah merasa yakin bahwa Sangkuriang adalah anaknya, Dayangsumbi berusaha menggagalkan pernikahannya dengan Sangkuriang. Dayangsumbi lalu mengajukan dua syarat yang harus dipenuhi Sangkuriang dengan batas waktu sebelum fajar menyingsing. Syarat pertama, Sangkuriang harus dapat membuat sebuah perahu yang besar. Syarat kedua, Sangkuriang harus dapat membuat danau untuk bisa dipakai berlayarnya perahu tersebut. Sangkuriang menyanggupi syarat tersebut, ia bekerja lembur dibantu oleh wadiabalad siluman pimpinan Guriang Tujuh untuk mewujudkan permintaan tersebut. Kayu kayu besar untuk perahu dan membendung sungai Citarum, ia dapatkan dari hutan di sebuah gunung yang menurut legenda kelak diberi nama Gunung Bukit Tunggul.Adapun ranting dan daun dari pohon yang dipakai kayunya, ia kumpulkan disebuah bukit yang diberi nama gunung Burangrang. 
Sementara itu Dayangsumbi pun memohon sang Hyang Tunggal untuk menolongnya, menggagalkan maksud Sangkuriang untuk memperistri dirinya. Sang Hyang Tunggal mengabulkan permohonan Dayangsumbi, sebelum pekerjaan Sangkuriang selesai, ayampun berkokok dan fajar menyingsing. Sangkuriang murka, mengetahui ia gagal memenuhi syarat tersebut, ia menendang perahu yang sedang dibuatnya. Perahu akhirnya jatuh menelungkup dan menurut legenda kelak jadilah Gunung Tangkubanparahu, sementara aliran Sungai Citarum yang dibendung sedikit demi sedikit membentuk danau Bandung.

Flores

Tugas KlipingWONDERFUL INDONESIA F L O R E S
Oleh:
Athallah Emeraldo Zajuli
Kelas 4A
 SD LABORATORIUM UPI KAMPUS CIBIRU
2016

 

Pulau Flores

Peta Lokasi Pulau Flores
Flores, dari bahasa Portugis yang berarti "bunga", berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Flores termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan NTB, dengan luas wilayah sekitar 14.300 km².
Pulau Flores bersama Pulau Timor, Pulau Sumba dan Kepulauan Alor merupakan empat pulau besar di Provinsi NTT yang merupakan salah satu provinsi kepulauan di Indonesia dengan 566 pulau. Di ujung barat dan timur Pulau Flores ada beberapa gugusan pulau kecil. Di sebelah timur ada gugusan Pulau Lembata, Adonara dan Solor, sedangkan di sebelah barat ada gugusan Pulau Komodo dan Rinca. Sebelah barat pulau Flores, setelah gugusan pulau-pulau kecil tersebut, terdapat pulau Sumbawa (NTB), sedangkan di sebelah timur setelah gugusan pulau-pulau kecil tersebut, terdapat kepulauan Alor. Di sebelah tenggara terdapat pulau Timor. Di sebelah barat daya terdapat pulau Sumba, di sebelah selatan terdapat laut Sawu, sebelah utara, di seberang Laut Flores terdapat Sulawesi.
Suku bangsa Flores adalah percampuran etnis antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Dikarenakan pernah menjadi Koloni Portugis, maka interaksi dengan kebudayaan Portugis sangat terasa dalam kebudayaan Flores, baik melalui genetik, agama, dan budaya.
Administrasi Flores adalah bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini dibagi menjadi delapan kabupaten; dari barat ke timur sebagai berikut:
  1. Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo,
  2. Manggarai dengan ibukota Ruteng,
  3. Manggarai Timur dengan ibukota Borong,
  4. Ngada dengan ibukota Bajawa,
  5. Nagekeo dengan ibukota Mbay,
  6. Ende dengan ibukota Ende,
  7. Sikka dengan ibukota Maumere,
  8. Flores Timur dengan ibukota Larantuka.
  9. Lembata dengan ibukota lewoleba.

Topografi Flores

Gunung Ranakah
Flores memiliki beberapa gunung berapi aktif dan tidur, termasuk Egon, Ilimuda, Lereboleng, Lewotobi, dan Ile Ape (lembata), Rokatenda (Palu'e), Ebulobo. Puncak tertinggi adalah Gunung Ranakah (2350m) yang merupakan gunung tertinggi kedua di Nusa Tenggara Timur, sesudah Gunung Mutis, 2427m di Timor Barat.

Flora Dan Fauna

Pulau Komodo
Flores memiliki satu dari sekian satwa langka dan dilindungi di dunia yakni Varanus Komodoensis atau lebih dikenal dengan biawak atau kadal raksasa. Komodo hanya ditemukan di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Gili Motang dan Nusa Kode, yang terletak dalam kawasan Taman Nasional Komodo.



Komodo
Di alam bebas, komodo dewasa memiliki berat sekitar 70 kilogram dengan panjang 2 - 3 meter. Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
Danau Kelimutu
Flores juga memiliki Taman Nasional Kelimutu yang terletak di Kabupaten Ende. Daya Tarik utama Taman Nasional Kelimutu adalah Danau Tiga Warna-nya yang selalu berubah warna air danaunya. Para wisatawan yang datang ke Kawasan Wisata Alam Kelimutu juga dapat mengamati keanekaragaman hayati dalam Kebun Raya Kelimutu.

Wisata Budaya

Kain tenun ikat Flores
Kain tenun ikat khas Flores merupakan produk budaya masyarakat Flores yang masih dibuat secara tradisional hingga sekarang. Dahulu kain ini digunakan masyarakat setempat untuk kehidupan sehari-hari sebagai symbol status atau kehormatan. Namun sekarang, seiring perkembangan jaman kain tenun ikat khas Flores hanya digunakan untuk upacara adat atau resepsi pernikahan. Di masyarakat setempat kain tenun ikat digunakan sebagai selendang atau sarung.
Kampung Bena
Di Flores terdapat perkampungan Megalitikum bernama Kampung Bena. Kampung ini terletak di Kabupaten Ngada. Rumah di kampung ini mempunyai bentuk yang seragam. Dinding rumahnya terbuat dari kayu dan bambu, sedangkan atapnya tinggi terbuat dari ijuk. Di tengah kampung terdapat beberapa bangunan yang mereka sebut sebagai Bhaga dan Ngadhu. Bangunan Bhaga ialah bangunan yang berbentuk mirip pondok kecil (tanpa penghuni). Sedangkan Ngadhu, adalah bangunan bertiang tunggal dan beratap serat ijuk hingga bentuknya menjadi seperti pondok peneduh. Tiang Ngadhu berasal dari kayu khusus yang keras yang berfungsi sebagai tiang gantungan saat sedang mengadakan pesta adat.

Situs Arkeologi

Gua Liang Bua
Homo Floresiensis



Pada September 2003, di gua Liang Bua di Flores barat, paleoantropologis menemukan tengkorak spesies hominid yang sebelumnya tak diketahui. Temuan ini dinamakan "manusia Flores" (Homo floresiensis, dijuluki hobbit).