Friday, November 18, 2016

Legenda Gunung Tangkuban Perahu

Tugas CeritaLEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PERAHUOleh:Athallah Emeraldo Zajuli
Kelas IV A
SD LABORATORIUM UPI CIBIRU BANDUNG

Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Menurut cerita masyarakat setempat, asal muasal terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu berasal dari legenda Sangkuriang, anak seorang wanita cantik yang bernama Dayang Sumbi. 
Pada jaman dahulu di tatar Parahyangan berdiri sebuah kerajaan yang gemah ripah lohjinawi kerta raharja. Tersebutlah sang Prabu yang gemar olah raga berburu binatang, senantiasa ditemani anjingnya yang setia bernama “Tumang”. Pada suatu ketika sang Prabu berburu rusa, namun telah seharian hasilnya kurang menggembirakan. Di tengah kekecewaan tidak mendapatkan binatang buruannya, sang Prabu dikagetkan dengan nyalakan anjing setianya “Tumang” yang menemukan seorang bayi perempuan tergeletak diantara rimbunan rerumputan. Alangkah gembiranya sang Prabu, ketika ditemukannya bayi perempuan yang berparas cantik tersebut, mengingat telah cukup lama sang Prabu mendambakan seorang putri, namun belum juga dikaruniai anak. Bayi perempuan itu diberi nama Putri Dayangsumbi. Dayangsumbi setelah dewasa dipersunting seorang pria, yang kemudian dikarunia seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Namun sayang suami Dayangsumbi tidak berumur panjang. 
Suatu saat, Sangkuriang yang masih sangat muda belia, mengadakan perburuan ditemani anjing kesayangan sang Prabu yang juga kesayangan ibunya, yaitu Tumang. Namun hari yang kurang baik menyebabkan perburuan tidak memperoleh hasil. Karena Sangkuriang telah berjanji untuk mempersembahkan hati rusa untuk ibunya, sedangkan rusa buruan tidak didapatkannya, maka Sangkuriang nekad membunuh si Tumang anjing kesayangan ibunya dan juga sang Prabu untuk diambil hatinya, yang kemudian dipersembahkan kepada ibunya. Ketika Dayangsumbi akhirnya mengetahui bahwa hati rusa yang dipersembahkan putranya tiada lain adalah hati “si Tumang” anjing kesayangannya, maka murkalah Dayangsumbi. Terdorong amarah, tanpa sengaja, dipukulnya kepala putranya dengan centong nasi yang sedang dipegangnya, hingga menimbulkan luka yang berbekas. Sangkuriang merasa usaha untuk menggembirakan ibunya sia-sia, dan merasa perbuatannya tidak bersalah. Akhirnya, Sangkuriangpun meninggalkan kerajaan. 
Setelah kejadian itu Dayangsumbi merasa sangat menyesal, setiap hari ia selalu berdoa dan memohon kepada Hyang Tunggal, agar ia dapat dipertemukan kembali dengan putranya. Permohonan itu akhirnya terkabulkan, dan kemurahan sang Hyang Tunggal jualah maka Dayangsumbi dikaruniai awet muda. Dalam suatu saat pengembaraannya, Sangkuriang kembali ke kerajaan dimana ia berasal. Dia lalu bertemu dengan seorang putri yang berparas jelita yang tiada lain ialah putri Dayangsumbi. Sangkuriang jatuh hati kepada putri tersebut, demikianpula Dayangsumbi terpesona akan kegagahan dan ketampanan Sangkuriang, maka hubungan asmara keduanya terjalinlah. Sangkuriang maupun Dayangsumbi saat itu tidak mengetahui bahwa sebenarnya keduanya adalah ibu dan anak. Sangkuriang akhirnya melamar Dayangsumbi untuk dipersunting menjadi istrinya. 
Saat Dayangsumbi membetulkan ikat kepala Sangkuriang, ia melihat bekas luka dikepala Sangkuriang. Setelah merasa yakin bahwa Sangkuriang adalah anaknya, Dayangsumbi berusaha menggagalkan pernikahannya dengan Sangkuriang. Dayangsumbi lalu mengajukan dua syarat yang harus dipenuhi Sangkuriang dengan batas waktu sebelum fajar menyingsing. Syarat pertama, Sangkuriang harus dapat membuat sebuah perahu yang besar. Syarat kedua, Sangkuriang harus dapat membuat danau untuk bisa dipakai berlayarnya perahu tersebut. Sangkuriang menyanggupi syarat tersebut, ia bekerja lembur dibantu oleh wadiabalad siluman pimpinan Guriang Tujuh untuk mewujudkan permintaan tersebut. Kayu kayu besar untuk perahu dan membendung sungai Citarum, ia dapatkan dari hutan di sebuah gunung yang menurut legenda kelak diberi nama Gunung Bukit Tunggul.Adapun ranting dan daun dari pohon yang dipakai kayunya, ia kumpulkan disebuah bukit yang diberi nama gunung Burangrang. 
Sementara itu Dayangsumbi pun memohon sang Hyang Tunggal untuk menolongnya, menggagalkan maksud Sangkuriang untuk memperistri dirinya. Sang Hyang Tunggal mengabulkan permohonan Dayangsumbi, sebelum pekerjaan Sangkuriang selesai, ayampun berkokok dan fajar menyingsing. Sangkuriang murka, mengetahui ia gagal memenuhi syarat tersebut, ia menendang perahu yang sedang dibuatnya. Perahu akhirnya jatuh menelungkup dan menurut legenda kelak jadilah Gunung Tangkubanparahu, sementara aliran Sungai Citarum yang dibendung sedikit demi sedikit membentuk danau Bandung.

Flores

Tugas KlipingWONDERFUL INDONESIA F L O R E S
Oleh:
Athallah Emeraldo Zajuli
Kelas 4A
 SD LABORATORIUM UPI KAMPUS CIBIRU
2016

 

Pulau Flores

Peta Lokasi Pulau Flores
Flores, dari bahasa Portugis yang berarti "bunga", berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Flores termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan NTB, dengan luas wilayah sekitar 14.300 km².
Pulau Flores bersama Pulau Timor, Pulau Sumba dan Kepulauan Alor merupakan empat pulau besar di Provinsi NTT yang merupakan salah satu provinsi kepulauan di Indonesia dengan 566 pulau. Di ujung barat dan timur Pulau Flores ada beberapa gugusan pulau kecil. Di sebelah timur ada gugusan Pulau Lembata, Adonara dan Solor, sedangkan di sebelah barat ada gugusan Pulau Komodo dan Rinca. Sebelah barat pulau Flores, setelah gugusan pulau-pulau kecil tersebut, terdapat pulau Sumbawa (NTB), sedangkan di sebelah timur setelah gugusan pulau-pulau kecil tersebut, terdapat kepulauan Alor. Di sebelah tenggara terdapat pulau Timor. Di sebelah barat daya terdapat pulau Sumba, di sebelah selatan terdapat laut Sawu, sebelah utara, di seberang Laut Flores terdapat Sulawesi.
Suku bangsa Flores adalah percampuran etnis antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Dikarenakan pernah menjadi Koloni Portugis, maka interaksi dengan kebudayaan Portugis sangat terasa dalam kebudayaan Flores, baik melalui genetik, agama, dan budaya.
Administrasi Flores adalah bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini dibagi menjadi delapan kabupaten; dari barat ke timur sebagai berikut:
  1. Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo,
  2. Manggarai dengan ibukota Ruteng,
  3. Manggarai Timur dengan ibukota Borong,
  4. Ngada dengan ibukota Bajawa,
  5. Nagekeo dengan ibukota Mbay,
  6. Ende dengan ibukota Ende,
  7. Sikka dengan ibukota Maumere,
  8. Flores Timur dengan ibukota Larantuka.
  9. Lembata dengan ibukota lewoleba.

Topografi Flores

Gunung Ranakah
Flores memiliki beberapa gunung berapi aktif dan tidur, termasuk Egon, Ilimuda, Lereboleng, Lewotobi, dan Ile Ape (lembata), Rokatenda (Palu'e), Ebulobo. Puncak tertinggi adalah Gunung Ranakah (2350m) yang merupakan gunung tertinggi kedua di Nusa Tenggara Timur, sesudah Gunung Mutis, 2427m di Timor Barat.

Flora Dan Fauna

Pulau Komodo
Flores memiliki satu dari sekian satwa langka dan dilindungi di dunia yakni Varanus Komodoensis atau lebih dikenal dengan biawak atau kadal raksasa. Komodo hanya ditemukan di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Gili Motang dan Nusa Kode, yang terletak dalam kawasan Taman Nasional Komodo.



Komodo
Di alam bebas, komodo dewasa memiliki berat sekitar 70 kilogram dengan panjang 2 - 3 meter. Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
Danau Kelimutu
Flores juga memiliki Taman Nasional Kelimutu yang terletak di Kabupaten Ende. Daya Tarik utama Taman Nasional Kelimutu adalah Danau Tiga Warna-nya yang selalu berubah warna air danaunya. Para wisatawan yang datang ke Kawasan Wisata Alam Kelimutu juga dapat mengamati keanekaragaman hayati dalam Kebun Raya Kelimutu.

Wisata Budaya

Kain tenun ikat Flores
Kain tenun ikat khas Flores merupakan produk budaya masyarakat Flores yang masih dibuat secara tradisional hingga sekarang. Dahulu kain ini digunakan masyarakat setempat untuk kehidupan sehari-hari sebagai symbol status atau kehormatan. Namun sekarang, seiring perkembangan jaman kain tenun ikat khas Flores hanya digunakan untuk upacara adat atau resepsi pernikahan. Di masyarakat setempat kain tenun ikat digunakan sebagai selendang atau sarung.
Kampung Bena
Di Flores terdapat perkampungan Megalitikum bernama Kampung Bena. Kampung ini terletak di Kabupaten Ngada. Rumah di kampung ini mempunyai bentuk yang seragam. Dinding rumahnya terbuat dari kayu dan bambu, sedangkan atapnya tinggi terbuat dari ijuk. Di tengah kampung terdapat beberapa bangunan yang mereka sebut sebagai Bhaga dan Ngadhu. Bangunan Bhaga ialah bangunan yang berbentuk mirip pondok kecil (tanpa penghuni). Sedangkan Ngadhu, adalah bangunan bertiang tunggal dan beratap serat ijuk hingga bentuknya menjadi seperti pondok peneduh. Tiang Ngadhu berasal dari kayu khusus yang keras yang berfungsi sebagai tiang gantungan saat sedang mengadakan pesta adat.

Situs Arkeologi

Gua Liang Bua
Homo Floresiensis



Pada September 2003, di gua Liang Bua di Flores barat, paleoantropologis menemukan tengkorak spesies hominid yang sebelumnya tak diketahui. Temuan ini dinamakan "manusia Flores" (Homo floresiensis, dijuluki hobbit).

Menyambut Tahun Baru 1438 Hijriah

Para juara lomba berfoto bersama Bapak dan Ibu Guru PAI
Dalam rangka menyambut tahun baru 1438 Hijriah, SD Laboratorium UPI Cibiru mengadakan aneka perlombaan, antara lain mewarnai, fashion show busana muslim, tahfidz Al Qur'an, dan tahsin Al Qur'an.

Thursday, November 17, 2016

Hujan Asam

Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
 
Penyebab Hujan Asam
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dannitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
 
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
 
Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.
 
Akibat Hujan Asam
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi aluminium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernapas. Pertumbuhan fitoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
 
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
 
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
 
Metode Pencegahan
Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam tower sehingga bercampur dengan gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi menjadi sulfat industri. Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia sebagai gipsum bila kadar kalsium sulfatnya tinggi. Di tempat lain, sulfat tersebut ditempatkan di land-fill.
 
Sumber: Wikipedia bahasa Indonesia

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Pengenalan Lingkungan Di Kampung Cinangneng, Bogor

Foto Kegiatan Pengling di Cinangneng, Bogor 2016

Kegiatan Pengenalan Lingkungan di Kampung Cinangneng, Bogor:
menanam padi di sawah, memandikan kerbau di sungai, membuat wayang dari tangkai daun singkong, melukis caping, membuat kue tradisional, menari tradisional, dan bermain gamelan.

Uji Batuan Dan Melapis Logam

Laporan Penelitian Sederhana

UJI BATUAN dan MELAPIS LOGAM

Oleh:

1. Athallah Emeraldo Zajuli

2. Wanda Putri Bantani

Kelas IV A

SD LABORATORIUM UPI CIBIRU BANDUNG

PENDAHULUAN

Kegiatan penelitian sederhana adalah salah satu kegiatan untuk mendukung mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam kegiatan kali ini siswa mengamati secara langsung perubahan suatu benda jika diberikan larutan asam.
Eksperimen yang dilakukan yaitu:
  1. Uji Batuan
  2. Melapis Logam
Eksperimen dimaksudkan agar siswa bisa mengetahui dampak hujan asam terhadap benda-benda di sekitar kita.

Waktu Dan Tempat Pengamatan
Hari/Tanggal  : Rabu-Jum’at 26-28 Oktober 2016
Jam                : 09:30 sampai 10:00 WIB
Tempat           : Aula dan Lab IPA SD LABORATORIUM UPI CIBIRU BANDUNG

EKSPERIMEN 1: UJI BATUAN


Gambar Tiga sampel batuan dalam larutan asam sitrat


TUJUAN PENGAMATAN

  • Menguji batuan yang mengandung unsur kapur.
  • Membuat simulasi dampak hujan asam terhadap batuan

ALAT DAN BAHAN

  • Kotak eksperimen
  • 3 unit gelas plastik dan tutupnya
  • 3 unit stik
  • Gelas ukur
  • Gelas kimia
  • 3 jenis sampel batuan
  • 3 sachet asam sitrat (5 gram/sachet)
  • 50 ml Air

PERLENGKAPAN KESELAMATAN EKSPERIMEN

  • Kaca mata pelindung
  • Apron

LANGKAH KERJA

  • Gunakan kacamata pelindung, dan apron
  • Amati 3 batuan dan catat hasilnya dalam tabel pengamatan.
  • Masukkan 50 ml air ke dalam setiap gelas
  • Larutkan 1 sachet asam sitrat pada masing-masing gelas yang berisi air lalu aduk menggunakan stik.
  • Masukkan batu no.1 ke dalam gelas no.1, batu no.2 ke dalam gelas no.2, batu no.3 ke dalam gelas no.3.
  • Amati apa yang terjadi selama 3 hari terhadap batuan, gelembung dan larutannya

HASIL PENGAMATAN

  • Karakteristik sampel batuan yang diamati sebagai berikut:
Sampel batuan no.1: krem keputihan, kasar, keras
Sampel batuan no.2: abu-abu, kasar, keras
Sampel batuan no.3: hitam keputihan, sedikit halus, keras
  • Sampel batuan no. 1 setelah direndam dalam larutan asam sitrat pada hari ke-1, dan ke-2 menghasilkan gelembung udara. Pada hari ke-3 tidak terjadi gelembung udara lagi.
  • Sampel batuan no.1 setelah hari ke-3 berubah menjadi bubuk halus dan larutan menjadi keruh.
  • Sampel batuan no. 2 dan no. 3 pada hari ke-1, ke-2, dan ke-3 tidak menghasilkan gelembung udara, tidak mengalami perubahan bentuk, dan larutan menjadi tetap jernih.

PEMBAHASAN

  • Sampel batuan no. 1 setelah direndam dalam larutan asam sitrat pada hari ke-1, dan ke-2 menghasilkan gelembung udara, menunjukkan adanya reaksi antara batuan no.2 dengan larutan asam sitrat. Pada hari ke-3 tidak terjadi gelembung udara lagi karena batuan sudah menjadi bubuk halus dan larut, akibatnya larutan asam sitrat menjadi keruh.
  • Sampel batuan no. 2 dan no. 3 setelah direndam dalam larutan asam sitrat pada hari ke-1, ke-2, dan ke-3 tidak menghasilkan gelembung udara, menunjukkan tidak ada reaksi antara batuan no. 2 dan no. 3 dengan larutan asam sitrat. Kondisi batuan juga tetap seperti semula, sehingga larutan asam sitrat tetap jernih.

KESIMPULAN

  1. Batuan yang mengandung kapur adalah sampel batuan no.1.
  2. Larutan asam dapat merusak benda yang terbuat dari kapur.
  3. Dalam kehidupan sehari-hari dampak hujan asam bisa merusak bangunan yang terbuat dari bahan kapur seperti gedung, rumah, dan patung.

EKSPERIMEN 2: MELAPIS LOGAM

Gambar Besi dan tembaga dalam larutan asam sitrat dan garam

TUJUAN PENGAMATAN

  • Mempelajari teknik penyepuhan logam secara sederhana
  • Mencegah timbulnya korosi logam karena hujan asam

ALAT DAN BAHAN

  • 1 unit Gelas plastik dan tutupnya
  • 1 batang Stik
  • Gelas ukur
  • Gelas kimia
  • 1 Keping tembaga
  • 1 Ring besi
  • 5 gram asam sitrat
  • 5 gram garam
  • 50 ml Air

PERLENGKAPAN KESELAMATAN EKSPERIMEN

  • Kaca mata pelindung
  • Apron

LANGKAH KERJA

  • Gunakan kacamata pelindung dan apron
  • Masukkan 50ml air ke dalam gelas
  • Larutkan asam sitrat pada gelas yang berisi air lalu aduk menggunakan stik
  • Tambahkan garam dan aduk lagi menggunakan stik
  • Masukkan tembaga dan ring besi secara bersamaan ke dalam larutan tersebut
  • Amati apa yang terjadi selama 3 hari terhadap kondisi tembaga, besi, larutan, dan gelembung yang dihasilkan.

HASIL PENGAMATAN

  • Pada hari ke-3 tembaga dan ring besi menempel dan gelembung yang dihasilkan semakin banyak.
  • Pada hari ke-3 ring besi yang semula berwarna silver berubah menjadi berwarna seperti warna tembaga, sedangkan tembaga tidak berubah warna.

PEMBAHASAN

  • Adanya gelembung udara membuktikan adanya reaksi yang terjadi pada proses perendaman besi dan tembaga ke dalam larutan asam sitrat dan garam.
  • Perubahan warna pada larutan asam sitrat dan garam disebabkan bagian besi yang berkarat terlepas dan larut sehingga larutan menjadi keruh.
  • Tembaga yang direndam dalam larutan asam sitrat dan garam tidak berubah warna, sementara besi berubah warna seperti tembaga. Hal ini membuktikan tembaga bisa melapisi (menyepuh) besi.

KESIMPULAN

  1. Larutan asam dapat menyebabkan besi menjadi berkarat (korosi).
  2. Tembaga adalah logam yang bisa digunakan untuk melapisi (menyepuh) besi.
  3. Penyepuhan dengan tembaga dapat melindungi besi agar tidak berkarat.
  4. Dalam kehidupan sehari-hari dampak hujan asam bisa menyebabkan pengkaratan (korosi) pada tiang jembatan, mobil, dan benda-benda lain yang terbuat dari besi.