Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.
Klasifikasi tanaman padi
Klasifikasi tanaman padi
Kingdom | Plantae |
Sub Kingdom | Tracheabionta |
Divisi | Spermatophyta |
Sub divisi | Angiospermae |
Kelas | Liliopsida |
Ordo | Poales |
Famili | Graminae |
Genus | Oryza Linn |
Spesies | Oryza sativa L |
Morfologi tanaman padi
a. Akar tanaman padi terdiri dari:
- Radikula : akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang berkecambah tumbuh calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan kearah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh keatas sehingga terbentuk batang dan daun.
- Akar serabut : akar serabut akan tumbuh apabila akar tunggang terbentuk setelah 5 sampai 6 hari.
- Akar rambut : pada akar tunggang dan akar serabut akan tumbuh bagian akar yang keluar. Bagian tersebut merupakan akar rambut.
- Akar tajuk : dari ruas batang yang paling rendah akan tumbuh akar yang disebut sebagai akar tajuk. Akar tumbuhan yang masih muda berwarna putih, sadangkan akar tumbuhan yang telah mengalami perkembangan (dewasa) berwarna coklat.
b. Batang
Batang pada tanaman padi yaitu beruas-ruas, seperti tanaman tebu. Ruas-ruas pada padi merupakan bubung kosong.Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjang ruasnya tidak sama. Ruas pada pangkal batang adalah ruas terpendek, ruas kedua, ketiga, dan seterusnya berukuran lebih panjang dari ruas sebelumnya.
c. Daun
Daun tanaman padi menyerupai daun rumput-rumputan. Namun, pada tanaman padi bersisir dan memiliki daun telinga. Daun pada tanaman padi merupakan daun tidak lengkap, karena hanya memiliki helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina), tidak memiliki tangkai daun (petiolus). Helaian daun (lamina) berbentuk bangun pita (ligulatus), susunan tulang daun (nervatio) bertulang sejajar (rectinervis), warna daun hijau sampai hijau kekuningan, permukaan daun berbulu kasar (hispidus).
d. Bunga
Bunga pada tanaman padi termasuk bunga telanjang. Artinya, memiliki perhiasan bunga. Bunga pada tanaman padi merupakan bunga banci, karena terdapat putik (pistilum) dan benang sari (stamen) dalam satu bunga. Bunga padi termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorecentia racemosa) yang berbentuk malai (panicula) bunga pada tanaman padi berwarna hijau kekuningan, jika telah matang atau sempurna bunga akan menjadi padi dan berwarna kuning pekat.
e. Buah
Buah pada tanaman padi adalah biji yang sehari-hari kita sebut sebagai biji/butir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain akan membentuk kulit gabah atau sekam. Buah tanaman padi ini termasuk buah sejati tunggal kering (siccus).
Reproduksi Padi
Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak.
Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian endosperm. Bagi tanaman muda, pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.
Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.
- Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai dari daerah lembah Sungai Yangtsedi Tiongkok.
- Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi sawah.
- Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau Kalimantan.
- Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan modifikasi dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan singkat.
- Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama padi gogo.
Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen. Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpanan biji.
Penyakit-penyakit yang menyerang padi antara lain:
- blas (Pyricularia oryzae, P. grisea)
- hawar daun bakteri ("kresek", Xanthomonas oryzaepv. oryzae)
- Penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata)
- Penggerek batang padi kuning (S. incertulas)
- Wereng batang punggung putih (Sogatella furcifera)
- Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
- Wereng hijau (Nephotettix impicticeps)
- Lembing hijau (Nezara viridula)
- Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
- Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
- Lalat bibit (Arterigona exigua)
- Ulat tentara/Ulat grayak (Spodoptera litura dan S. exigua)
- Tikus sawah (Rattus argentiventer)
Untuk membasmi penyakit dan hama tanaman padi bisa menggunakan:
- Predator alami
- Menanam padi bersama tanaman lain
- Obat-obatan kimia pembasmi hama dan penyakit.
Sumber:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Padi
http://pakaretani.blogspot.com/2016/04/klasifikasi-dan-morfologi-padi.html?m=1
http://pakaretani.blogspot.com/2016/04/klasifikasi-dan-morfologi-padi.html?m=1
No comments:
Post a Comment